Rabu, 24 September 2014

Kimia Dasar 1 - Makalah Asam dan Basa





 BAB I
PENDAHULUAN
            
1.1.           LATAR BELAKANG

Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Asam dan basa secara tidak sadar merupakan bagian dari kehidupan kita. Kita senantiasa berinteraksi dengan asam dan basa setiap hari. Makanan yang kita konsumsi sebagian besar bersifat asam, sedangkan pembersih yang kita gunakan (sabun, detergen, dll.) adalah basa. Enzim-enzim dan protein dalam tubuh kita juga merupakan asam.

Selain itu, asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan. Keasaman tanah akan berpengaruh terhadap kondisi tumbuhan yang ada di atasnya. Kualitas air juga dapat ditentukan dengan mengukur tingkat keasamannya. Suatu daerah yang dilanda hujan asam akan mengalami kerusakan lingkungan yang cukup buruk.

Kebanyakan asam dan basa (yang belum bercampur dengan senyawa lain) di alam berupa liquid (larutan). Karena bentuk inilah yang mudah untuk direaksikan dengan senyawa lainnya. Meskipun asam dan basa yang kita konsumsi sehari-hari berupa padatan seperti makanan dan sabun, namun pada akhrinya tetap butuh diencerkan juga (direaksikan atau dicampur dengan air) agar lebih mudah diserap atau digunakan.

Dari hal itulah, kami membuat makalah ini dengan judul “Asam dan Basa”. Alasan lainnya adalah agar sesuai dengan tema yang diberikan oleh dosen, yaitu asam dan basa.





1
1.2.           RUMUSAN MASALAH

1.      Apakah pengertian asam basa menurut Arrhenius?
2.      Apakah pengertian asam basa menurut Bronsted dan Lowry?
3.      Apakah pengertian asam basa menurut Lewis?
4.      Apakah kekurangan dan kelebihan konsep asam basa dari ketiga pakar kimia tersebut?

1.3.           TUJUAN PENULISAN

Untuk mengetahui tentang teori-teori asam basa menurut berbagai pakar-pakar kimia, yaitu teori asam basa menurut Arrhenius, Bronsted dan Lowry, serta Lewis.
                                                                                                                                                          


















2
BAB II
ASAM DAN BASA

2.1. TEORI ASAM DAN BASA ARRHENIUS
Pada tahun 1884, Svante Arrhenius (1859-1897) seorang ilmuwan Swedia yang memenangkan hadiah nobel atas karyanya di bidang ionisasi, memperkenalkan pemikiran tentang senyawa yang terpisah atau terurai menjadi bagian ion-ion dalam larutan.
Di tahun 1886, Arrhenius mengusulkan teori disosiasi elektrolit, dengan teori ini ia mendefinisikan asam basa sebagai berikut:Asam adalah zat yang menghasilkan ion hidrogen dalam larutan.Basa adalah zat yang menghasilkan ion hidroksida dalam larutan.
Penetralan terjadi karena ion hidrogen dan ion hidroksida bereaksi untuk
menghasilkan air. 

Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+, sedangkan basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH–. Jadi pembawa sifat asam adalah ion H+, sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH–. Asam Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ, yang dalam air mengalami ionisasi sebagai berikut.
HxZ
⎯⎯→ x H+ + Zx–

            Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam, sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+ disebut ion sisa asam.

Beberapa contoh asam dapat dilihat pada tabel 5.1.




3
Description: http://alfikimia.files.wordpress.com/2011/06/tabel-asam.jpg?w=530&h=331

           
Sedangkan basa  menurut Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x, yang dalam air terurai sebagai berikut, dan ion hidroksida merupakan pembawa sifat basa.
M(OH)x
⎯⎯→ Mx+ + x OH–

             Jumlah ion OH- yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi basa, sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion OH- disebut ion sisa basa.
Beberapa contoh basa diberikan pada tabel 5.2.



4
Description: http://alfikimia.files.wordpress.com/2011/06/tabel-basa.jpg?w=530&h=247

           
Dari pengertian tersebut dapat kita cermati bahwa air merupakan gabungan dari ion hydrogen pembawa sifat asam dan ion hidroksida pembawa sifat basa, kehadiran kedua ion ini saling menetralisir sehingga air merupaka senyawa yang bersifat netral.
H2O H+ + OH-

            Persamaan diatas menunjukkan adanya ion hydrogen [H+] yang bermuatan positif dan ion hidroksida [OH-] yang bermuatan negatif. Selanjutnya reaksi-reaksi yang melibatkan kedua ion tersebut dikenal dengan reaksi netralisasi.

2.1.1. KEKUATAN ASAM DAN BASA

A. KEKUATAN ASAM
Kekuatan asam dipengaruhi oleh banyaknya ion – ion H+ yang dihasilkan
oleh senyawa asam dalam larutannya. Berdasarkan banyak sedikitnya ion H+
yang dihasilkan, larutan asam dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut.
1.    Asam Kuat
Asam kuat yaitu senyawa asam yang dalam larutannya terion seluruhnya menjadi ion-ionnya.
5
Reaksi ionisasi asam kuat merupakan reaksi berkesudahan.

Secara umum, ionisasi asam kuat dirumuskan sebagai berikut.
HA(aq)
⎯⎯→ H+(aq) + A–(aq)
Description: http://alfikimia.files.wordpress.com/2011/06/asam-kuat.jpg?w=530
Contoh asam kuat :
Nama
Asam Kuat
Asam klorida
Asam nitrat
Asam sulfat
Asam bromida
Asam iodida
Asam klorat
Asam perklorat
Asam klorit
Asam bromit
Asam perbromat
Asam iodit
Asam periodat
HCl
HNO3
H2SO4
HBr
HI
HClO3
HClO4
HClO3
HBrO3
HBrO4
HIO3
HIO4




2.      Asam Lemah
Asam lemah yaitu senyawa asam yang dalam larutannya hanya sedikit terionisasi menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam lemah merupakan reaksi kesetimbangan.

6
Secara umum, ionisasi asam lemah valensi satu dapat dirumuskan
sebagai berikut.
HA(aq) ←
⎯⎯⎯⎯→ H+(aq) + A–(aq)
Makin kuat asam maka reaksi kesetimbangan asam makin condong ke
kanan, akibatnya Ka bertambah besar. Oleh karena itu, harga Ka merupakan
ukuran kekuatan asam, makin besar Ka makin kuat asam.
           
Berdasarkan persamaan di atas, karena pada asam lemah [H+] = [A–],
maka persamaan di atas dapat diubah menjadi:
Description: http://alfikimia.files.wordpress.com/2011/06/asam-lemah.jpg?w=530cDescription: http://alfikimia.files.wordpress.com/2011/06/has-l.jpg?w=530






7
Contoh asam lemah :
Nama
Asam Lemah
Asam asetat
Asam askorbat
Asam benzoat
Asam borat
Asam karbonat
Asam sitrat
Asam format
Asam hidrazida
Asam sianida
Asam fluorida
Hidrogen peroksida
Asam hipoklorit
Asam laktat
Asam nitrit
Asam oksalat
Fenol C6H5OH
Asam propanoat
Asam sulfit
Asam urat
Asam fosfat
Asam sulfida
Asam arsenat
Asam butanoat
Asam heptanoat
Asam heksanoat
Asam oktanoat
Asam pentanoat
CH3COOH
H2C6H6O6
C7H5O2H
H3BO3
H2CO3
H3C6H5O7
CHCOOH
HN3
HCN
HF
H2O2
HClO
HC3H5O3
HNO2
C2H2O4
C6H5OH
CH3CH2COOH
H2SO3
C5H3N4O3H
H3PO4
H2S
H3AsO4
C3H7COOH
C4H9COOH
C5H11COOH
C7H15COOH
C6H13COOH

Contoh soal :
Tentukan konsentrasi ion H+ dalam masing-masing larutan berikut.
a.       H2SO4  0,02 M
b.      HNO3  0,1 M
c.       CH3COOH  0,05 M  jika derajat ionisasinya 1%
d.      H2SO3  0,001 M JIKA Ka = 1x 10-5
Jawab :
Petunjuk: H2SO4 dan HNO3 merupakan asam kuat, sedangkan CH3COOH dan H2SO3 termasuk asam lemah.
8
a.       H2SO4   2H+ + SO42-
[H+]       = x. [HA]
            = 0,04 M

b.      HNO3    H++ NO3-
[H+]       = x. [HA]
            = 1. 0,1
            = 0,2 M

c.       CH3COOH ↔  CH3COO- + H-
[H+]     = [HA] . a
            = 0,05 . 0,01
            = 0,0005 M

d.      H2SO3    2H+ + SO32-
 

B. KEKUATAN BASA
Kekuatan basa dipengaruhi oleh banyaknya ion – ion OH– yang dihasilkan oleh senyawa basa dalam larutannya. Berdasarkan banyak sedikitnya ion OH yang dihasilkan, larutan basa juga dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut.
1. Basa Kuat
            Basa kuat yaitu senyawa basa yang dalam larutannya terion seluruhnya menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi basa kuat merupakan reaksi berkesudahan.
Secara umum, ionisasi basa kuat dirumuskan sebagai berikut.



9
M(OH)x(aq) ⎯⎯→ Mx+(aq) + x OH–(aq)
Description: http://alfikimia.files.wordpress.com/2011/06/oh.jpg?w=530
dengan: x = valensi basa
M = konsentrasi basa
contoh basa kuat :
Nama
Basa Kuat
Litium hidroksida
Atrium hidroksida
Kalium hidroksida
Kalsium hidroksida
Rubidium hidroksida
Stronsium hidroksida
Secium hidroksida
Barium hidroksida
LiOH
NaOH
KOH
Ca(OH)2
RbOH
Sr(OH)2
CsOH
Ba(OH)2

2. Basa Lemah
Basa lemah yaitu senyawa basa yang dalam larutannya hanya sedikit terionisasi menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi basa lemah juga merupakan reaksi kesetimbangan.
Secara umum, ionisasi basa lemah valensi satu dapat dirumuskan sebagai berikut.
M(OH)(aq) ←⎯⎯⎯⎯→ M+(aq) + OH–(aq)
10
Description: http://alfikimia.files.wordpress.com/2011/06/kbl.jpg?w=530
Makin kuat basa maka reaksi kesetimbangan basa makin condong ke kanan, akibatnya Kb bertambah besar. Oleh karena itu, harga Kb merupakan ukuran kekuatan basa, makin besar Kb makin kuat basa.
Berdasarkan persamaan di atas, karena pada basa lemah [M+] = [OH–], maka persamaan di atas dapat diubah menjadi:
Description: http://alfikimia.files.wordpress.com/2011/06/oh-bl.jpg?w=530
 Description: http://alfikimia.files.wordpress.com/2011/06/oh-bl2.jpg?w=530 
Contoh basa lemah :
Nama
Basa Lemah
gas amoniak
besi(II) hidroksida
hidroksilamine
Aluminium hidroksida
Besi (III) hidroksida
Amonium hidroksida
Metilamin hidroksida
Etilamin hidroksida
NH3
Fe(OH)2
NH2OH
Al(OH)3
Fe(OH)3
NH4OH
CH3NH3OH
C2H5NH3OH
11
Contoh soal : Tentukan konsentrasi ion OH- masing-masing larutan berikut
a.       Ca 0,02 M
b.      KOH 0,004 M
c.       Al 0,1 M jika  = 2,5  
d.      OH 0,01 M jika terion sebanyak 5%

Jawab :
Petunjuk : Ca dan KOH merupakan basa kuat sedangkan Al dan  termasuk basa lemah.

a) Ca +
[] = x . [ M(OH)]
            = 2. 0,02
            = 0,04 M

b) KOH         
[] = x . [ M(OH)]
            = 1. 0,04
            = 0,004 M

c) Al +
[] =
[] =     
[] =  0,1
[] =  M

d) OH ↔ +
[] = [ M(OH)].
            = 0.01 . 0,05
            = 0,0005 M
12
2.2. TEORI ASAM DAN BASA BRONSTED-LOWRY

Di tahun 1923, kimiawan Denmark Johannes Nicolaus Bronsted (1879-1947) dan kimiawan Inggris Thomas Martin Lowry (1874-1936) secara independen mengusulkan teori asam basa baru, yang ternyata lebih umum.

Menurut Lowry dan Bronsted, zat dikayakan sebagai asam karena memiliki kemampuan untuk mendonorkan protonnya, sedangkan basa adalah zat yang menerima proton, sehingga dalam sebuah reaksi dapat melibatkan asam dan basa.

·         Asam : zat yang menghasilkan dan mendonorkan proton (H+) pada zat lain.
·         Basa : zat yang dapat menerima / akseptor proton (H+) dari zat lain.
­­
Perhatikan contoh berikut.
NH4 + (aq)  +  H2O(l)  →  NH3(aq) + H3O+(aq)
asam                basa

H2O(l)  + NH3(aq) ⎯⎯→  NH4+(aq)  +  OH(aq)
asam          basa
Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (donor proton) dan sebagai basa (akseptor proton). Zat seperti itu bersifat amfiprotik (amfoter).
Konsep asam-basa dari Bronsted-Lowry ini lebih luas daripada konsep asam-basa Arrhenius karena hal-hal berikut :
  1. Konsep asam-basa Bronsted-Lowry tidak terbatas dalam pelarut air, tetapi juga menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut lain.
13
  1. Asam-basa Bronsted-Lowry tidak hanya berupa molekul, tetapi juga dapat berupa kation atau anion. Konsep asam-basa ronsted-Lowry dapat menjelaskan sifat asam dari NH4Cl. Dalam NH4Cl, yang bersifat asam adalah ion NH4+ karena dalam air dapat melepas proton.

2.2.1. ASAM DAN BASA KONJUGASI
Suatu asam setelah melepas satu proton akan membentuk spesi yang disebut basa konjugasi dari asam tersebut. Sedangkan basa yang telah menerima proton menjadi asam konjugasi.

Perhatikan tabel berikut.
Description: http://alfikimia.files.wordpress.com/2011/06/tabel-bl.jpg?w=530&h=285
Pasangan asam-basa setelah terjadi serah-terima proton dinamakan asam-basa konjugasi.
Description: http://alfikimia.files.wordpress.com/2011/06/cth-bl.jpg?w=530&h=95
14
2.3.TEORI ASAM DAN BASA MENURUT LEWIS

Perkembangan selanjutnya adalah konsep asam-basa Lewis, zat dikatakan sebagai asam karena zat tersebut dapat menerima pasangan elektron bebas dan sebaliknya dikatakan sebagai basa jika dapat menyumbangkan pasangan elektron. Konsep asam basa ini sangat membantu dalam menjelaskan reaksi organik dan reaksi pembentukan senyawa kompleks yang tidak melibatkan ion hidrogen maupun proton.
·         Asam : zat yang dapat menerima pasangan electron (akseptor pasangan electron)
·         Basa : zat yang dapat memberikan pasangan electron (donor pasangan electron).
Lewis mengamati bahwa molekul BF3 juga dapat berperilaku seperti halnya asam (H+) sewaktu bereaksi dengan NH3. Molekul BF3 dapat menerima sepasang elektron dari molekul NH3 untuk membentuk ikatan kovalen antara B dan H.
Teori asam basa Lewis lebih luas dibandingkan teori asam basa Arhenius dan Bronsted Lowry , karena :
  • Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang berlangsung dalam pelarut air, pelarut bukan air, dan tanpa pelarut sama sekali.
  • Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang tidak melibatkan transfer proton (H+), seperti reaksi antara BF3 dan NH3.
Contoh :
Tunjukkan bagaimana reaksi asam basa antara larutan HCl dan NaOH menurut teori Arhenius dapat dijelaskan dengan menggunakan teori Lewis
Reaksi antara larutan HCl dan NaOH ;
HCl(aq) + NaOH(aq)  ↔ NaCl(aq) + H2O(l)
Untuk menjelaskan reaksi ini menggunakan teori Lewis, nyatakan reaksi sebagai reaksi ion:
15
HCl ↔ H+ + Cl-                      NaOH ↔ Na+ + OH-
NaCl ↔ Na+  + Cl-                  H2O

Reaksi ion bersihnya adalah :
H+ + OH-↔ H2O(l)
Ikatan kovalen koordinasi antara H dan O yang terbentuk akibat transfer sepasang elektron dari OH- ke H+

Pada reaksi pembentukan senyawa kompleks, juga terjadi proses donor pasangan elektron bebas seperti;

AuCl3 + Cl- Au(Cl4)-

           
ion klorida memiliki pasangan elektron dapat disumbangkan kepada atom Au yang memiliki orbital kosong (ingat ikatan kovalen koordinasi). Dalam reaksi ini senyawa AuCl3, bertindak sebagai asam dan ion klorida bertindak sebagai basa.








16
BAB III
KESIMPULAN

Asam Basa Menurut Arrhenius :
·         Asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+
·         Basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH–

·         Konsep asam basa dari Arrhenius masih belum sempurna karena hanya terbatas dalam pelarut air saja.

Asam Basa Menurut Bronsted dan Lowry :
·         Asam adalah zat yang menghasilkan dan mendonorkan proton (H+) pada zat lain.
·         Basa adalah zat yang dapat menerima / akseptor proton (H+) dari zat lain.

·         Konsep asam-basa dari Bronsted-Lowry ini lebih luas daripada konsep asam-basa Arrhenius karena tidak terbatas dalam pelarut air, tetapi juga menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut lain. Asam-basa Bronsted-Lowry tidak hanya berupa molekul, tetapi juga dapat berupa kation atau anion serta dapat menjelaskan sifat asam dari NH4Cl. Dalam NH4Cl, yang bersifat asam adalah ion NH4+ karena dalam air dapat melepas proton.
Asam Basa Menurut Lewis :
·         Asam : zat yang dapat menerima pasangan electron (akseptor pasangan electron)
·         Basa : zat yang dapat memberikan pasangan electron (donor pasangan electron).

·         Teori asam basa Lewis lebih luas dibandingkan teori asam basa Arhenius dan Bronsted Lowry , karena dapat menjelaskan reaksi asam basa yang berlangsung dalam pelarut air, pelarut bukan air, dan tanpa pelarut sama sekali. Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang tidak melibatkan transfer proton (H+), seperti reaksi antara BF3 dan NH3.


17

DAFTAR PUSTAKA

purba,mikael.2006.kimia untuk sma kelas XI. Jakarta :erlangga

purba,mukael.2006.kimia untuk sma kelas XI semester II. Jakarta : erlangga.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar